Dalam hidup ini, siapa yang bisa lepas dari masalah? Rasa-rasanya tidak ada. Sampai ajal menjemput bahkan sampai di hari pembalasan nanti. Tapi, bagi yang bijak, dengan adanya masalah justru mengantarkan kita untuk menengadahkan tangan pada-Nya.
Memohon dikuatkan diri ini, diberi kesabaran, jalan keluar, dan ketenangan batin. Semua itu, pasti tidak luput dari rasa harap kita pada Allah.
Ada yang belum menikah, berdoa untuk disegerakan jodohnya.
Ada yang sudah menikah, belum memiliki buah hati, berdoa agar diberi.
Ada yang sakit, berdoa untuk kesembuhan.
Ada yang memiliki cita-cita, berharap dapat terwujud.
Berulang doa-doa itu dipanjatkan, seolah tiada hal lain yang lebih diharapkan dari pada itu. Khusyuk merapal kalimat-kalimat indah, memohon Allah kabulkan. Tiap solat, tiap hari, setiap detik, rasa-rasanya permohonan itu tidak surut diinginkan.
Mungkin, ada yang mengulang doa itu berbulan-bulan bahkan hingga berganti tahun berkali-kali. Kadang, di saat seperti itulah juga muncul bisikan yang membuat ragu akan doa kita.
Sebagain besar kita mungkin pernah seperti itu. Merasa putus asa akan doa-doa sendiri, akan masalah yang tidak kunjung berkahir dan diangkat. Menyangka kesulitan ini tidak kunjung diganti dengan lembaran baru yang terang.
Bukankah Allah sudah janjikan, bahwa setelah kesulitan ada kemudahan?
Sebenarnya, kitalah yang belum mencari tahu tentang Allah lebih banyak. Padahal, apa yang belum terkabul pada kita, tidak selalu berarti buruk.
Allah mengabulkan doa hamba-Nya dengan banyak cara:
1. Langsung dikabulkan sesuai keinginannya dengan cepat
2. Diganti dengan yang lebih baik
3. Tidak dikabulkan di dunia, tapi ditangguhkan di akhirat sebagai bekal penolong di hari akhir.
Kenapa kita masih cemas dengan dunia yang ada dalam kuasa-Nya? Sedang Dia Mahatahu. Kenapa pula masih izinkan curiga merasuki hati, menghakimi bahwa Tuhan tidak adil? Padahal, Allah itu sungguh Mahaadil.
Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim).